Contoh Penulisan Surat Permohonan Ujian Komprehensif yang baik dan benar

Jumpa lagi sahabat dunia maya !! 
Dalam kesempatan ini saya mau berbagi trik untuk Penulisan surat permohonan ujian komprehensif yang baik dan benar.
Sebelum kita memulainya jangan lupa atur marginnya dan font. Biasanya font memakai huruf times new roman. berikut adalah contohnya.



KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS NEGERI MANADO
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS


Perihal : Permohonan Ujian Komprehensif/S-1
Yth : Dekan Fakultas Bahasa dan Seni UNIMA

Dengan Hormat,
 Berhubung dengan ketentuan dan persyaratan akademik/administrasi untuk menempuh Ujian Komprehaensif/Gelar S1 Fakultas Bahasa dan Seni UNIMA telah dipenuhi, maka saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Marsiyane Manihai
NIM : 08 310 017
Tempat/Tanggal Lahir : Lapango, 28 Januari 1990
Jurusan : Pendidikan Bahasa Inggris
Program Studi : Pendidikan Bahasa Inggris
Program Angkatan : 2007
Menyampaikan kiranya dapat diberi kesempatan untuk menempuh Ujian Komprehensif/Gelar S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris, Fakultas Bahasa dan Seni , UNIMA, dengan judul :
The Struggle In Mezrich’s “ Bringing Down The House “
Tim Pembimbing sebagai berikut :
  1. Prof. Dr. A.G. Senduk, M.Pd
  2. Livianni Lambe, SS, M.Pd
Tim Penguji sebagai berikut :
  1. Dra. Diana J. Wowor, M.Hum
  2. Drs. Herling M. Rares, M.Pd

Sebagai bahan pertimbangan, saya lampirkan :
Skripsi : “A Study of Teacher and Students Talks in Classroom Interaction”
  1. Permohonan Ujian Komprehensif
  2. Lunas SPP / Bukti Pembayaran SPP asli (semester 1 s/d akhir)
  3. Daftar IPK (semester 1 s/d akhir)
  4. KRS dan KHS (semester 1 s/d akhir
  5. Fotocopy Ijazah Terakhir (legalisir)
  6. Fotocopy piagam Probinas (legalisir)
  7. Fotocopy keterangan PPL (legalisir)
  8. Fotocopy Sertifikat KKN (legalisir)
  9. Fotocopy Akte Kelahiran
  10.  Fotocopy Sertifikat Komputer (legalisir)
  11. Surat Keterangan Bebas Perpustakaan Universitas dan Jurusan
  12. Surat keterangan EPSBED
  13. Skripsi dan SK Tim Pembimbing Skripsi
  14. Surat Keterangan Perbaikan Skripsi
  15. Surat Keterangan Lulus Ujian Prakualifikasi
  16. Kartu Bimbingan Skripsi
  17. Jurnal
  18. Pas foto : Hitam Putih 3x4 = 6 lembar
Demikian permohonan ini saya buat, dengan harapan kiranya diterima. Atas perkenaan Bapak, saya sampaikan terima kasih.
Tondano, Mei 2014
Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris Yang Bermohon




Dr. Elisabeth Z. Oroh, M.Hum                                                                                        Marsiyane Manihai
NIP. 196108181985032001                                                                                                NIM. 08 310 017

Pedoman lengkap Penulisan Skripsi

  1. PENGERTIAN SKRIPSI
    :Skripsi dapat diartikan sebagai karya tulis yang disusun oleh seorang mahasiswa yang telah menyelesaikan kurang lebih 135 sks dengan dibimbing oleh Dosen Pembimbing Utama dan Dosen Pembimbing II sebagai salah satu persyaratan untuk mencapai gelar Pendidiksan S1 (Sarjana).
  2. TUJUAN SKRIPSI
    Tujuan dalam Penulisan Skripsi adalah memberikan pemahaman terhadap mahasiswa agar dapat berpikir secara logis dan ilmiah dalam menguraikan dan membahas suatu permasalahan serta dapat menuangkannya secara sistematis dan terstruktur.
  3. ISI DAN MATERI
    Isi dari Penulisan Skripsi diharapkan memenuhi aspek-aspek di bawah ini :
    • Relevan dengan jurusan dari mahasiswa yang bersangkutan.
    • Mempunyai pokok permasalahan yang jelas.
    • Masalah dibatasi, sesempit mungkin.
  4. BENTUK LAPORAN PENULISAN SKRIPSI.
    Bentuk laporan penulisan Skripsi Fakultas Ekonomi, Program Studi Manajemen dan Akuntansi untuk jenjang Akademik Strata Satu terdiri dari:

A. Bagian Awal.

Bagian Awal ini terdiri dari: 1. Halaman Judul
2. Lembar Pernyataan
3. Lembar Pengesahan
4. Abstraksi
5. Halaman Kata Pengantar
6. Halaman Daftar Isi
7. Halaman Daftar Tabel
8. Halaman Daftar Gambar: Grafik, Diagram, Bagan, Peta dan sebagainya

B. Bagian Tengah.

Bagian tengah ini terdiri dari: 1. Bab Pendahuluan
2. Bab Landasan Teori
3. Metode Penelitian.
4. Bab Analisis Data dan Pembahasan
5. Bab Kesimpulan dan Saran

C. Bagian Akhir.

Bagian akhir terdiri dari: 1. Daftar Pustaka
2. Lampiran





Penjelasan secara terinci dari Struktur Penulisan Skripsi dapat dilihat sebagai berikut :

A. Bagian Awal.
Pada bagian ini berisi hal-hal yang berhubungan dengan penulisan skripsi yakni sebagai berikut :

1. Halaman Judul
Ditulis sesuai dengan cover depan Penulisan Skripsi standar Universitas Gunadarma.

2. Lembar Pernyataan
Yakni merupakan halaman yang berisi pernyataan bahwa penulisan skripsi ini merupakan hasil karya sendiri bukan hasil plagiat atau penjiplakan terhadap hasil karya orang lain.

3. Lembar Pengesahan
Pada Lembar Pengesahan ini berisi Daftar Komisi Pembimbing, Daftar Nama Panitia Ujian yang terdiri dari Ketua, Sekretaris dan Anggota. Pada Bagian bawah sendiri juga disertai tanda tangan Pembimbing dan Kepala Bagian Sidang Sarjana.

4. Abstraksi
Yakni berisi ringkasan tentang hasil dan pembahasan secara garis besar dari Penulisan Skripsi dengan maximal 1 halaman.

5. Kata Pengantar
Berisi ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang ikut berperan serta dalam pelaksanaan penelitian dan penulisan Skripsi (a.l. Rektor, Dekan, Ketua Jurusan, Pembimbing, Perusahaan, dll ).

6. Halaman Daftar Isi
Berisi semua informasi secara garis besar dan disusun berdasarkan urut nomor halaman.

7. Halaman Daftar Tabel
8. Halaman Daftar Gambar, Daftar Grafik, Daftar Diagram

B. Bagian Tengah

1. Pendahuluan
Pada Bab Pendahuluan ini terdiri dari beberapa sub pokok bab yang meliputi antara lain :

a. Latar Belakang Masalah
Menguraikan tentang alasan dan motivasi dari penulis terhadap topik permasalahan yang bersangkutan.

b. Rumusan Masalah
Berisi masalah apa yang terjadi dan sekaligus merumuskan masalah dalam penelitian yang bersangkutan.

c. Batasan Masalah
Memberikan batasan yang jelas pada bagian mana dari persoalan atau masalah yang dikaji dan bagian mana yang tidak.

d. Tujuan Penelitian
Menggambarkan hasil-hasil apa yang bisa dicapai dan diharapkan dari penelitian ini dengan memberikan jawaban terhadap masalah yang diteliti.

e. Metode Penelitian

Menjelaskan cara pelaksanaan kegiatan penelitian, mencakup cara pengumpulan data, alat yang digunakan dan cara analisa data.
Jenis-Jenis Metode Penelitian :
a. Studi Pustaka : Semua bahan diperoleh dari buku-buku dan/atau jurnal.
b. Studi Lapangan : Data diambil langsung di lokasi penelitian.
c. Gabungan : Menggunakan gabungan kedua metode di atas.

f. Sistematika Penulisan
Memberikan gambaran umum dari bab ke bab isi dari Penulisan Skripsi

2. Landasan Teori
Menguraikan teori-teori yang menunjang penulisan / penelitian, yang bisa diperkuat dengan menunjukkan hasil penelitian sebelumnya.

3. Metode Penelitian
Menjelaskan cara pengambilan dan pengolahan data dengan menggunakan alat-alat analisis yang ada.

4. Analisis Data dan Pembahasan
Membahas tentang keterkaitan antar faktor-faktor dari data yang diperoleh dari masalah yang diajukan kemudian menyelesaikan masalah tersebut dengan metode yang diajukan dan menganalisa proses dan hasil penyelesaian masalah.


5. Kesimpulan (dan Saran)
Bab ini bisa terdiri dari Kesimpulan saja atau ditambahkan Saran.
- Kesimpulan
Berisi jawaban dari masalah yang diajukan penulis, yang diperoleh dari penelitian.
- Saran
Ditujukan kepada pihak-pihak terkait, sehubungan dengan hasil penelitian.

B. BAGIAN AKHIR

- Daftar Pustaka
Berisi daftar referensi (buku, jurnal, majalah, dll), yang digunakan dalam penulisan
.
- Lampiran
Penjelasan tambahan, dapat berupa uraian, gambar, perhitungan-perhi tungan, grafik atau tabel, yang merupakan penjelasan rinci dari apa yang disajikan di bagian-bagian terkait sebelumnya.



5. TEKNIK PENULISAN

1. Penomoran Bab serta subbab
- Bab dinomori dengan menggunakan angka romawi.
- Subbab dinomori dengan menggunakan angka latin dengan mengacu pada nomor bab/subbab dimana bagian ini terdapat.
II ………. (Judul Bab)
2.1 ………………..(Judul Subbab)
2.2 ………………..(Judul Subbab)
2.2.1 ………………(Judul Sub-Subbab)
- Penulisan nomor dan judul bab di tengah dengan huruf besar, ukuran font 14, tebal.
- Penulisan nomor dan judul subbab dimulai dari kiri, dimulai dengan huruf besar, ukuran font 12, tebal.

2. Penomoran Halaman
- Bagian Awal, nomor halaman ditulis dengan angka romawi huruf kecil (i,ii,iii,iv,…).Posisi di tengah bawah (2 cm dari bawah). Khusus untuk lembar judul dan lembar pengesahan, nomor halaman tidak perlu diketik, tapi tetap dihitung.
- Bagian Pokok, nomor halaman ditulis dengan angka latin. Halaman pertama dari bab pertama adalah halaman nomor satu. Peletakan nomor halaman untuk setiap awal bab di bagian bawah tengah, sedangkan halaman lainnya di pojok kanan atas.
- Bagian akhir, nomor halaman ditulis di bagian bawah tengah dengan angka latin dan merupakan kelanjutan dari penomoran pada bagian pokok.


3. Judul dan Nomor Gambar / Grafik / Tabel
- Judul gambar / grafik diketik di bagian bawah tengah dari gambar. Judul tabel diketik di sebelah atas tengah dari tabel.
- Penomoran tergantung pada bab yang bersangkutan, contoh : gambar 3.1 berarti gambar pertama yang aga di bab III.

4. Penulisan Daftar Pustaka

- Ditulis berdasarkan urutan penunjukan referensi pada bagian pokok tulisan ilmiah.
- Ditulis menurut kutipan-kutipan
- Menggunakan nomor urut, jika tidak dituliskan secara alfabetik
- Nama pengarang asing ditulis dengan format : nama keluarga, nama depan.
Nama pengarang Indonesia ditulis normal, yaitu : nama depan + nama keluarga
- Gelar tidak perlu disebutkan.
- Setiap pustaka diketik dengan jarak satu spasi (rata kiri), tapi antara satu pustaka dengan pustaka lainnya diberi jarak dua spasi.
- Bila terdapat lebih dari tiga pengarang, cukup ditulis pengarang pertama saja dengan tambahan ‘et al’.
- Penulisan daftar pustaka tergantung jenis informasinya yang secara umum memiliki urutan sebagai berikut :
Nama Pengarang, Judul karangan (digarisbawah / tebal / miring), Edisi, Nama Penerbit, Kota Penerbit, Tahun Penerbitan.
- Tahun terbit disarankan minimal tahun 2000

6. Penulisan Daftar Pustaka

Satu Pengarang

1. Budiono. 1982. Teori Pertumbuhan Ekonomi. Yogyakarta : Bagian Penerbitan Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada.

2. Friedman. 1990. M. Capitalism and Freedom. Chicago : University of Chicago Press.

Dua Pengarang

1. Cohen, Moris R., and Ernest Nagel. 1939. An Introduction to Logic and Scientific Method. New york: Harcourt

2. Nasoetion, A. H., dan Barizi. 1990. Metode Statistika. Jakarta: PT. Gramedia

Tiga Pengarang

1. Heidjrahman R., Sukanto R., dan Irawan. 1980. Pengantar Ekonomi Perusahaan. Yogyakarta: Bagian penerbitan Fakultas Ekonomi UGM.

2. Nelson, R.., P. Schultz, and R. Slighton. 1971. Structural change in a Developing Economy. Princeton: Princeton University Press.

Lebih dari Tiga Pengarang
1. Barlow, R. et al. 1966. Economics Behavior of the Affluent. Washington D.C.: The Brooking Institution.
2. Sukanto R. et al. 1982. Business Frocasting. Yogyakarta: Bagian penerbitan Fakultas Ekonomi UGM.
Pengarang Sama
1. Djarwanto Ps. 1982. Statistik Sosial Ekonomi. Yogyakarta: Bagian penerbitan Fakultas Ekonomi UGM.
2. ____________. 1982. Pengantar Akuntansi. Yogyakarta: Bagian penerbitan Fakultas Ekonomi UGM.

Tanpa Pengarang
1. Author’s Guide. 1975. Englewood Cliffs, N.J. : Prentice Hall.
2. Interview Manual. 1969. Ann Arbor, MI: Institute for Social Research, Universiy of Michigan.

Buku Terjemahan, Saduran atau Suntingan.
1. Herman Wibowo (Penterjemah). 1993. Analisa Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Erlangga.
2. Karyadi dan Sri Suwarni (Penyadur). 1978. Marketing Management. Surakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.

Buku Jurnal atau Buletin
1. Insukindro dan Aliman, 1999. “Pemilihan dan Bentuk Fungsi Empirik : Studi Kasus Permintaan Uang Kartal Riil di Indonesia”, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol. 14, No. 4:49-61.
2. Granger, C.W.J., 1986. “Developments in the Study of Co-integrated Economic Variables”, Oxford Bulletin of Economics and Statistics, Vol.48 : 215-226.



5. Format Pengetikan
- Menggunakan kertas ukuran A4.
- Margin Atas : 4 cm Bawah : 3 cm
Kiri : 4 cm Kanan : 3 cm
- Jarak spasi : 1,5 (khusus ABSTRAKSI hanya 1 spasi)
- Jenis huruf (Font) : Times New Roman.
- Ukuran / variasi huruf : Judul Bab 14 / Tebal + Huruf Besar
Isi 12 / Normal
Subbab 12 / Tebal

6. Hasil Penulisan Skripsi

- Dijilid berbentuk buku dengan jumlah halaman paling sedikit 12 (dua belas) halaman tidak termasuk cover, halaman judul, daftar isi, kata pengantar dan daftar pustaka

- Dipresentasikan dan dianjurkan menggunakan Power Point pada saat pelaksanaan Sidang Sarjana (S1) di hadapan para penguji Sidang.

- Diketik dengan menggunakan Program Software Pengolah Kata, misal : Ms Word
- Dicetak dengan printer (dianjurkan dengan LASER PRINTER)




6. LAMPIRAN.

Lampiran ini berisi data, gambar, tabel atau analisis dan lain-lain yang karena terlalu banyak, sehingga tidak mungkin untuk dimasukkan kedalam bab-bab sebelumnya.


7. KUTIPAN

Dalam penulisan hasil penelitian ilmiah biasanya dimasukkan kutipan-kutipan. Ada beberapa macam kutipan sebagai berikut:

a. Kutipan langsung (Direct Quatation) yang terdiri dari kutipan langsung pendek dan kutipan langsung panjang. Kutipan langsung pendek adalah kutipan yang harus persis sama dengan sumber aslinya dan ini biasanya untuk mengutip rumus, peraturan, puisi, difinisi, pernyataan ilmiah dan lain-lain. Kutipan langsung pendek ini adalah kutipan yang panjangnya tidak melebihi tiga baris ketikan. Kutipan ini cukup dimasukkan kedalam teks dengan memberi tanda petik diantara kutipan tersebut. Sedangkan kutipan panjang langsung adalah kutipan yang panjangnya melebihi tiga baris ketikan dan kutipan harus diberi tempat tersendiri dalam alinea baru.

b. Kutipan tidak langsung (Indirect Quatation) merupakan kutipan yang tidak persis sama dengan sumber aslinya. Kutipan ini merupakan ringkasan atau pokok-pokok yang disusun menurut jalan pikiran pengutip. Baik kutipan tidak langsung pendek maupun panjang harus dimasukkan kedalam kalimat atau alinea. Dalam kutipan tidak langsung pengutip tidak boleh memasukkan pendapatnya sendiri.

Catatan kaki atau footnone adalah catatan tentang sumber karangan dan setiap mengutip suatu karangan harus dicantumkan sumbernya. Kewajiban mencantumkan sumber ini untuk menyatakan penghargaan kepada pengarang lain yang menyatakan bahwa penulis meminjam pendapat atau buah pikiran orang lain. Unsur-unsur dalam catatan kaki meliputi: nama pengarang, judul karangan, data penerbitan dan nomor halaman.

Ada dua cara dalam menempatkan sumber kutipan sebagai berikut:

a. Cara ringkas yaitu menempatkan sumber kutipan dibelakangbahan yang dikutip yang ditulis dalam tanda kurung dengan menyebutkan “Nama pengarang, Tahun penerbitan dan Halaman yang dikutip”.

b. Cara langsung yaitu menempatkan sumber kutipan langsung dibawah pernyataan yang dikutip yang dipisahkan dengan garis lurus sepanjang garis teks. Jarak antara garis pemisah dengan teks satu spasi, jarak antara garis pemisah dengan sumber kutipan dua spasi, dan jarak baris dari kutipan harus satu spasi.

Hubungan Kreativitas Guru dan Prestasi Belajar Siswa


Kreativitas Guru dan Prestasi Belajar Siswa


Guru adalah Tokoh pahlawan yang berfungsi mendidik, mengajar, muridnya untuk mendapatkan hasil belajar dan prestasi belajar yang maksimal.

Guru tidak hanya sebagai pengajar, melainkan sebagai pendidik dalam arti yang sebenarnya. Peluang untuk memunculkan siswa yang kreatif akan lebih besar dari guru yang kreatif pula. Guru yang kreatif mengandung pengertian ganda, yakni guru yang secara kreatif mempu menggunakan berbagai pendekatan dalam proses belajar mengajar dan juga guru yang senang melakukan kegiatan-kegiatan kreatif dalam hidupnya. Guru senantiasa memegang posisi kunci dalam dalam proses pembelajaran.


Sebagai pengajar guru berperan menciptakan suasana yang kondusif, sehingga mendorong berfungsinya proses mental pra kesadaran yang merupakan dasar bagi lahirnya kreasi siswanya (Hasan, 2001: 200).


Kreativitas adalah kemampuan untuk menghasilkan atau menciptakan sesuatu yang baru. Kreativitas juga merupakan kemampuan untuk membuat kombinasi-kombinasi baru yang mempunyai makna sosial (Munandar, 1999: 28).

Peran guru dalam meningkatkan prestasi belajar siswa adalah guru berperan sebagai fasilitator. Guru harus memahami dan terbuka pada anak. Bakat anak tidak datang secara simultan atau tiba-tiba, melainkan tumbuh dan berkembang sesuai dengan hukum alam yang ada, bahwa manusia tumbuh dan berkembang setahap demi setahap. Anak mempunyai karakteristik yang berbeda-beda, jika anak memiliki kesulitan-kesulitan dalam kegiatan belajar di sekolah, guru berusaha mengatasi atau mencari alternatif pemecahannya dengan memilih atau memberikan kegiatan-kegiatan yang disukai atau diminati anak (Hasan, 2001: 205).

Dalam melakukan kegiatan belajar mengajar, guru tidak mengawasi, tetapi mengarahkan kepada anak untuk mencapai tujuan, guru harus bisa menciptakan lingkungan di dalam kelas yang dapat merangsang belajar kreatif anak supaya anak merasa aman dan kerasan berada di dalam kelas, dengan begitu kreativitas anak dapat berkembang dengan baik (Sardiman, 2001: 120).



Kegiatan belajar mengajar di sekolah berorientasi pada pencapaian prestasi belajar akademik yang tinggi oleh semua siswa. Kreativitas siswa apabila memperoleh peluang untuk berkembang di dalam iklim belajar mengajar yang kondusif, maka prestasi belajar yang tinggi dapat dicapai. Karena kreativitas guru dalam mengajar, dijadikan sebagai asumsi yang dinilai mampu meningkatkan motivasi belajar siswa (Munandar, 1992: 42).



Guru yang mempunyai kreativitas yang tinggi akan mampu memberikan motivasi belajar kepada anak didiknya.


Motivasi berfungsi sebagai pendorong usaha dalam pencapaian prestasi.

 Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik. Intensitas motivasi seorang siswa akan sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi belajar, sehingga prestasi belajar akan tercapai dengan hasil yang baik (Muhaimin, 2002: 38).

Pengertian metode dan metodologi Penelitian

Metodologi Penelitian Berasal dari kata



Metode artinya cara yang tepat untuk melakukan sesuatu



Logos artinya ilmu atau pengetahuan



Jadi Metodologi adalah cara melakukan sesuatu dgn menggunakan pikiran secara seksama utk mencapai suatu tujuan. sedangkan Penelitian adalah suatu kegiatan utk mencari, mencatat, merumuskan & menganalisis sampai menyusun laporannya, terhadap suatu permasalahan.



Pengertian Metodologi Penelitian Menurut para Ahli


  1. Pengertian metodologi penelitian menurut David. H. Peny yaitu Metodologi Penelitian adalah Pemikiran yang sistematis mengenai berbagai jenis masalah yang pemecahannya memerlukan pengumpulan dan penafsiran fakta-fakta.

  2. Pengertian metodologi penelitian menurut J. Suprapto MA yaitu Metodologi Penelitian adalah Penyelidikan dari suatu bidang ilmu pengetahuan yang dijalankan untuk memperoleh fakta-fakta atau prinsip-prisnsip dengan sabar, hati-hati serta sistematis.

  3. Pengertian metodologi penelitian menurut Sutrisno Hadi MA yaitu Metodologi Penelitian adalah Usaha untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan.




Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut bisa disimpulkan bahwa

pengertian metodologi Penelitian adalah Suatu cabang ilmu pengetahuan yang membicarakan / mempersoalkan mengenai cara-cara melaksanakan penelitian (yaitu meliputi kegiatan-kegiatan mencari, mencatat, merumuskan, menganalisis sampai menyusun laporannya) berdasarkan fakta-fakta atau gejala-gejalah secara ilmiah. Atau bisa dikatakan Metodologi Penelitian adalah Ilmu yg mempelajari cara-cara melakukan pengamatan dengan pemikiran yang tepat secara terpadu melalui tahapan-tahapan yang disusun secara ilmiah untuk mencari, menyusun serta menganalisis dan menyimpulkan data-data, sehingga dapat digunakan untuk menemukan, mengembangkan dab menguji kebenaran suatu pengetahuan berdasarkan bimbingan Tuhan. Berikut ada banyak artikel yang terkait dengan metodologi dan metode penelitian.©tetap belajar

Cara mudah menulis Jurnal Ilmiah

Dalam menulis jurnal ilmiah ada banyak cara dan panduan yang digunakan untuk mempermudah. Namun disini saya akan menjelaskan langkah-langkah membuat jurnal secara mendetail untuk lebih mudah dipahami.

Dalam membuat jurnal Ilmiah berikut adalah langkah-langkahnya:




  1. Judul

  2. jurnal ilmiah itu harus memiliki judul yang jelas. Dengan membaca judul, akan sangat memudahkan pembaca untuk mengetahui pokok penting dalam jurnal tanpa harus membaca secara keseluruhan dari isi jurnal tersebut
  3. Abstrak

  4. Abstrak adalah rangkuman penting dari skripsi atau kawrya ilmiah. abstrak biasanya di tulis setelah judul dari jurnal
  5. Pendahuluan

  6. Pendahuluan pada jurnal adalah kata-kata pengantar dari jurnal. jika anda kesulitan maka anda cukup mengambil sebagian dari pendahuluan skripsi. copy paste saja
  7. Bahan dan metode

  8.  Bahan dan metode pada jurnal ilmiah biasanya menuliskan metode penelitian anda.
  9. Hasil

  10. Hasil pada jurnal Ilmiah adalah rangkuman dari Hasil penelitian anda
  11. Pembahasan

  12. Berisikan pembahasan skripsi
  13. Kesimpulan 

  14. Kesimpulan dari skripsi anda, copy paste saja yang penting menurut anda dari skripsi anda.
  15. Daftar Pustaka

  16. Berisikan Daftar Pustaka . Copy paste saja daftar pustaka yang ada pada skripsi anda.

    Semoga Artikel cara membuat jurnal Ilmiah ini bisa membantu anda. Jika ada yang ingin ditanyakan cukup dengan meninggalkan komentar anda.Terimasih


    JUDUL SKRIPSI UNTUK PENDIDIKAN GEOGRAFI TERBARU


    toga










    1. KAJIAN HUTAN WISATA TANGKOKO DALAM KAITANNYA DENGAN PENDAPATAN TAMBAHAN MASYARAKAT KELURAHAN BATUPUTIH KECAMATAN RANOWULU


    2. KAJIAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI USAHA TANI DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN PETANI CENGKIH DI DESA SERETAN KECAMATAN LEMBEAN TIMUR

    3. Pengaruh Musim Terhadap Pendapatan Nelayan Di Desa Ongkaw Kecamatan Sinonsa yang Kabupaten Minahasa selatan.

    4. PENGARUH PENGUASAAN BAHAN PEMBELAJARAN GURU TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI IPS GEOGRAFI DI SMP NEGERI 3 DIMEMBE KABUPATEN MINAHASA UTARA PROPINSI SULAWESI UTARA

    5. Dampak Pertumbuhan Penduduk Terhadap Lahan Pertanian Di Kelurahan Tataaran II dan Kelurahan Tataaran Patar Kecamatan Tondano Selatan Kabupaten Minahasa

    6. Penerapan Metode Diskusi Untuk Meningkatkan Hasil belajar IPS Geografi di SMP Negeri 2 Kakas Kabupaten Minahasa

    7.  Efektivitas Penggunaan Model Humanistik Dalam Menigkatkan Hasil Belajar Geografi Pada Siswa SMA Negeri I Beo Kabupaten Kepulauan Talaud

    8. Penggunaan Model Pembelajaran Problem Solving (Pemecahan Masalah) dalam Meningkatkan Hasil Belajar Geografi di SMA Kristen Diakonia Manado

    9. Penggunaan Media Pembelajaran Audio Visual Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Geografi Kelas 7 SMP Kristen Getsemani Sario Kota Baru

    10. PENGGUNAAN MEDIA PETA DAN GLOBE DALAM PBM IPS UNTUK MENUNTASKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII SMP SPEKTRUM MANADO

    11. Penggunaan Metode Inkuiri dalam Meningkatkan Hasil Belajar Geografi di SMA Kristen Diakonia Manado

    12. Penerapan Penggunaan Media Gambar Dalam Menuntaskan Belajar IPS di Sekolah Menengah Pertama Kristen Getsemani Sario Kota Baru Manado

    13. PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL JIGSAW II DALAM MENINGKATKAN KETUNTASAN BELAJAR IPS GEOGRAFI di SMP SPEKTRUM MALALAYANG MANADO

    14. PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA SMA KATOLIK DON BOSCO BITUNG

    15.  PEMANFAATAN LABORATORIUM ALAM SEBAGAI SUMBER BELAJAR DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI GEOGRAFI DI SMP NEGERI 10 WEDA SELATAN

    16. Efektivitas Penerapan Metode Problem Solving (Pemecahan Masalah) Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Mata Pelajaran IPS Kelas VII Berdasarkan KTSP di SMP Negeri 6 Kakas

    17. PENGARUH KETERSEDIAANSUMBER BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI KELAS X SMA NEGERI 1 MAWASANGKA

    18. PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS GEOGRAFI MELALUI PENGGUNAAN MODEL BASED LEARNING DI SMP NEGERI 2 KAKAS

    19. Penerapan Metode Inkuiri dengan Pendekatan Lingkungan dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Geografi di SMP Negeri IV Kanonang Kecamatan Kawangkoan Kabupaten Minahasa

    20.  PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH DAN HASIL BELAJAR MELALUI METODE DISKUSI DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 3 KAKAS KABUPATEN MINAHASA

    21. Upaya Meningkatkan Kreativitas Belajar Siswa Melalui Metode Pembelajaran Diskusi pada Mata Pelajaran IPS Geografi di SMP Negeri 4 Kawangkoan Kabupaten Minahasa

    22. Efektivitas Penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Di SMA Negeri 1 Tidore (Meningkatkan Hasil Belajar Siswa)

    23. DAMPAK MIGRASI TERHADAP PENDAPATAN MASYARAKAT DI KELURAHAN MAESA KECAMATAN TONDANO SELATAN KABUPATEN MINAHASA

    24.  PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR (SPPKB) DALAM MENINGKATKAN PERAN AKTIF SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 9 KOTA TERNATE

    25. DAMPAK SAMPAH DI PESISIR PANTAI BULI KECAMATAN MABA KABUPATEN HALMAHERA TIMUR PROVINSI MALUKU UTARA




    Semoga Judul-Judul skripsi Pendidikan geografi diatas bisa bermanfaat dan membantu anda. Jangan lupa, kritik dan sarannya lewat komentar anda !

    JUDUL SKRIPSI UNTUK ILMU HUKUM TERBARU






    1. STUDI TENTANG PROSES PERALIHAN HAK MILIK ATAS TANAH MELALUI PEWARISAN DI KECAMATAN MELONGUANE KABUPATEN TALAUD


    2. PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SD GEMIM BATU PUTIH KOTA BITUNG

    3. Eksistensi Pidana Denda dalam Konteks Pemidanaan di Indonesia

    4. Tinjauan Yuridis Terhadap Objek Jaminan Fidusia

    5. Analisis Hukum Tentang Pembuktian Tindak Pidana Melalui Short Message Service Berdasarkan KUHAP

    6. KAJIAN YURIDIS TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA NARKOTIKA DI INDONESIA

    7. STUDI TENTANG ALAT BUKTI KETERANGAN TERDAKWA

    8. STUDI TENTANG PENERAPAN PSIKOLOGI KRIMINAL PADA PEMERIKSAAN TINGKAT PENYIDIKAN

    9. Kajian Hukum Tentang Tanggung Jawab Pemerintah Terhadap Perlindungan Anak Terlantar

    10. PERANAN MUTUAL LEGAL ASSISTANCE DALAM MENANGGULANGI TRANSNATIONAL ORGANIZED CRIME DITINJAU DARI SEGI HUKUM INTERNASIONAL

    11. Kajian Yuridis Tentang Penerapan Diskresi Dalam Penegakan Hukum Pidana di Indonesia

    12. Penegakan Hukum Terhadap Kendaraan Yang Melebihi Muatan Dihubungkan Dengan UU No. 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.

    13. Kajian Hukum Terhadap Kealpaan Pengemudi Yang Mengakibatkan Kecelakaan

    14. STUDI TENTANG PROSES PERALIHAN HAK MILIK ATAS TANAH MELALUI PEWARISAN DI KECAMATAN MELONGUANE KABUPATEN TALAUD

    15. STUDI TENTANG PENYALAHGUNAAN KEKUASAAN PEMERINTAHAN

    16. STUDI TENTANG PERALIHAN HAK-HAK ATAS TANAH DALAM DIMENSI HUKUM JAMINAN

    17. KEKUATAN PEMBUKTIAN AKTA DI BAWAH TANGAN YANG DILEGALISASI OLEH NOTARIS

    18. EKSISTENSI BERKAS PERKARA DALAM PROSES PEMERIKSAAN PERKARA PIDANA

    19. UPAYA PEMERINTAH DALAM PENANGGULANGAN KEJAHATAN TERHADAP INFORMASI DAN TRANSAKSI ELETRONIK (KAJIAN NORMATIF YURIDIS)

    20. Studi Tentang Tugas Dan Wewenang Hakim Dalam Proses Penyelesaian Perkara Pidana

    21. STUDI TENTANG PERALIHAN HAK ATAS TANAH DI INDONESIA

    22. OPTIMALISASI PERAN KEJAKSAAN DALAM PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI

    23. STUDI TENTANG KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DITINJAU DARI HAK ASASI MANUSIA

    24. studi tentang eksistensi hukum humaniter

    25. Tinjauan Yuridis Tentang Fungsi Kepolisian Dalam Kaitannya Dengan Sistem Peradilan Pidana Di Indonesia


    KUMPULAN JUDUL SKRIPSI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO DAN INFORMATIKA


    toga


    Jika anda ingin mendapatkan atau memiliki Toga maka anda harus melewati wisuda. Untuk Membuat anda wisuda maka anda harus melewati ujian sarjana atau ujian komprehensif. Dalam Ujian kompre biasanya akan diuji skripsi atau makalah. dibawah ada beberapa Judul skripsi untuk Pendidikan TEKNIK elektro semoga bisa membantu anda.




    1. HUBUNGAN KREATIVITAS DAN KEMANDIRIAN SISWA DENGAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN T.I.K DI SMP NEGERI 1 SIAU TIMUR


    2. PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN EKSPERIMEN PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X TKJ DI SMK NEGERI I AIRMADIDI

    3. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR AND SHARE DENGAN MEDIA LCD DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KKPI SISWA KELAS X SMK NEGERI 1 AIRMADIDI

    4. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENERAPAPKAN FUNGSI PERIPHERAL DAN INSTALASI PC SISWA KELAS X TKJ SMK N 1 PUSOMAEN

    5. PENGARUH KETRAMPILAN MENGAJAR GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA SMK NEGERI 2 MANADO

    6. PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI SISWA KELAS IX DI SMP NEGERI 1 KABARUAN

    7. PENERAPANMODEL PEMBELAJARAN PBL(PROBLEM BASED LEARNING) PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELARAN TIK KELAS X G SMA NEGERI 1 TONDANO

    8. HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KOMPETENSI PROFESIONAL DENGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN KKPI DI KELAS XI SMK KATOLIK ST FAMILIA TOMOHON

    9. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENTS TEAMS ACHIEVMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN KKPI KELAS XII TKJ DI SMK N 1 SULUUN

    10. HUBUNGAN ANTARA KEMANDIRIAN, FASILITAS BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR KKPI SISWA KELAS X SMK KRISTEN 2 TOMOHON

    11. PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT DAN NHT TERHADAP HASIL BELAJAR KKPI DENGAN MENGONTROL KEMAMPUAN AWAL SISWA DI SMK YPKM MANADO

    12. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KKPI SISWA KELAS X SMK NEGERI 1 TOMOHON

    13. HUBUNGAN KREATIVITAS DAN GAYA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR KKPI SISWA KELAS X SMK NEGERI 1 AIRMADIDI

    14. PENERAPAN MEDIA AUGMENTED REALITY DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATAPELAJARAN TEKNIK MENGAMBIL GAMBAR SISWA KELAS X MULTIMEDIA DI SMK NEGERI 1 TOMBULU

    15. HUBUNGAN SIKAP ASERTIF DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN HASIL BELAJAR TIK SMA NEGERI 1 TUTUYAN

    16. Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Proses Instalasi Sistem Operasi melalui Pembelajaran Tutor Sebaya dengan CD Tutorial Siswa Kelas X TKJ 3 SMK Negeri 2 Bitung

    17. HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TERHADAP KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMA KATOLIK SANTA ROSA de LIMA TONDANO

    18. PENGARUH SIKAP ASERTIF TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA KATOLIK SANTA ROSA DE LIMA TONDANO

    19. PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF BERBASIS MEDIA KOMPUTER TERHADAP HASIL BELAJAR TIK SISWA KELAS VII SMP N 2 LIRUNG

    20. Hubungan Antara Kemampuan Praktek Siswa Jurusan Mesin Dengan Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pengelasan

    21. PENGARUH LINGKUNGAN MASYARAKAT DAN MINAT PESERTA DIDIK TERHADAP PEMILIHAN BIDANG KOMPETENSI KEAHLIAN TKJ DI SMK KRISTEN 2 TOMOHON

    22. PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN “TEAM GAMES TOURNAMENT” (TGT) TERHADAP HASIL BELAJAR JARINGAN KOMPUTER SISWA KELAS XI TKJ DI SMK NEGERI 1 TOMOHON

    23. MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN PEMAHAMAN DASAR-DASAR ELEKTRONIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT PADA SISWA KELAS X TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIK II SMK KRISTEN 1 TOMOHON

    24. HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TERHADAP CARA MENGAJAR GURU DENGAN MOTIVASI BELAJAR PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DI SMP KRISTEN ZAITUN MANADO

    25. PENGARUH PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN DAN MINAT BACA TERHADAP HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN TIK SISWA SMK NEGERI 1 TAMAKO


    Persepsi Tentang Motivasi Guru

    Sebelum kita mengetahui lebih jauh "apa itu tentang motivasi guru ?" maka kita harus terlebih dulu mengetahui pengertian persepsi dan motivasi.

    a. Persepsi

    Dengan menggunakan alat indera yang dimiliki, individu mengenali dunia luar. Melalui proses penginderaan memunculkan persepsi pada diri individu, sehingga individu mengamati dan menghayati atau memberi arti terhadap semua stimulus yang datang.

    Menurut Walgito (2002:70) persepsi merupakan proses pengorganisasian, penginterprestasian terhadap stimulus yang diterima oleh organisme atau individu sehingga merupakan sesuatu yang berarti. Shadily (1991:66) persepsi adalah proses mental yang menghasilkan bayangan pada diri individu sehigga dapat mengenal suatu objek dengan jalan asosiasi dengan suatu ingatan tertentu, baik secara indera penglihatan, indera perabaan, indera pendengaran, dan sebagaimananya sehingga akhirnya bayangan itu dapat disadari.

    Menurut Sudarsono (1997:175) merupakan kemampuan memahami atau menanggapi, pengamatan, pandangan, proses untuk mengingat atau mengidentifikasi sesuatu dengan kemampuan untuk mengorganisasikan pengamatan yang ditangkap oleh indera kita. Rahmat (2003:51) manyatakan bahwa persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan.

    Menurut Drs. Slameto (2010:102) persepsi adalah proses menyangkut pesan atau informasi kedalam otak manusia. Melalui persepsi manusia terus menerus mengadakan hubungan dengan lingkungannya. Hubungan ini dilkukan lewat inderanya, yaitu indera penglihat, pendengar, peraba, perasa dan pencium. Menurut Kotler (2000) menjelaskan persepsi sebagai proses bagaimana seseorang menyeleksi, mengatur dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi untuk menciptakan gambaran keseluruhan yang berarti.

    Gibson, dkk (1989) dalam buku Organisasi Dan Manajemen Perilaku, Struktur; memberikan definisi persepsi adalah proses kognitif yang dipergunakan oleh individu untuk menafsirkan dan memahami dunia sekitarnya (terhadap obyek). Gibson juga menjelaskan bahwa persepsi merupakan proses pemberian arti terhadap lingkungan oleh individu. Oleh karena itu, setiap individu memberikan arti kepada stimulus secara berbeda meskipun objeknya sama. Cara individu melihat situasi seringkali lebih penting daripada situasi itu sendiri.



    b. Motivasi

    Berbicara motivasi tidak terlepas dari kata motif. Secara morfologi, Kamus Besar Bahasa Indonesia memberikan pengertian motif dan motivasi sebagai berikut: Motif adalah kata benda yang artinya pendorong, sedangkan motivasi adalah kata kerja yang artinya mendorong.

    Menurut Syaodih (Riduwan 2011:200) membedakan pengertian motif dan motivasi sebagai berikut: motif merupakan suatu tenaga yang mendorong atau menggerakan individu untuk bertindak mencapai tujuan dan motivasi merupakan suatu kondisi yang tercipta atau diciptakan sehingga membangkitkan atau memperbesar motif pada seseorang.

    Sardiman (Riduwan 2011:200) mengemukakan motif adalah daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Motif juga dapat diartikan sebagai suatu kondisi intern (kesiapsiagaan). Sedangkan motivasi diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif. Motivasi dapat juga dikatakan sebagai serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu.

    Kata motif diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan dildalam subyek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Berawal dari kata motif, maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif. Menurut Mc. Donald (Sardiman, 2011:73) menyatakan bahwa motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.

    Jadi persepsi siswa tentang motivasi guru merupakan kesan siswa atau proses penerimaan siswa terhadap dorongan yang diberikan guru



    sumber: skripsi mahasiswa UNIMA




    Ciri-Ciri Kreativitas


    kreativitas



    Ada beberapa ciri-ciri kreativitas yang dimiliki oleh individu yang kreatif. Guilford (dalam Munandar, 1992) membedakan antara ciri kognitf (aptitude) dan ciri afektif (non-aptitude) yang berhubungan dengan kreativitas. Ciri-ciri kognitif (aptitude) ialah ciri-ciri yang berhubungan dengan kognisi, proses berpikir yang meliputi kelancaran, kelenturan (fleksibilitas) dan orisinilitas dalam bepikir dan elaboration (mengembangkan, memperkaya, memperinci) suatu gagasan.Sedangkan ciri-ciri afektif (non-aptitude) ialah ciri-ciri yang lebih berkaitan dengan sikap atau perasaan yang meliputi rasa ingin tahu, bersifat imajinatif, merasa tertantang oleh kemajemukan, sifat berani mengambil resiko dan sifat menghargai. Kedua jenis ciri-ciri kreativitas itu diperlukan agar perilaku kreatif dapat terwujud.



    Kreativitas yang berhubungan dengan kemampuan berpikir kreatif (divergen) dan memiliki lima ciri kognitif, yaitu kemampuan berpikir secara lancar (fluency), berpikir luwes (flexibelity), orisinilitas (originality), kemampuan menilai (evaluation) dan kemampuan memperinci/mendalam (elaboration).


    1. Kemampuan berikir secara lancar (fluency).

      Kemampuan berikir secara lancar adalah kemampuan untuk melahirkan banyaknya ide dan gagasan, mengemukakan banyaknya cara untuk melakukan berbagai hal serta mencari banyak kemungkinan alternatif jawaban dan penyelesaian masalah.

    2. Kemampuan berpikir luwes atau fleksibel (flexibility).

      Kemampuan berpikir luwes atau fleksibel adalah kemampuan untuk menggunakan bermacam-macam pendekatan dalam mengatasi persoalan, orang yang kreatif adalah orang yang kreatif dalam berpikir, mereka dapat dengan mudah meninggalkan cara berpikir yang lama dan menggantikan dengan cara berpikir yang baru. Diperlukan kemampuan untuk tidak terpaku pada pola pemikiran yang lama. Hal ini bisa dilakukan dengan fleksibilitas yang spontan dan adaptif. Fleksibilitas spontan adalah kemampuan untuk menyampaikan berbagai macam ide tentang apa saja tanpa rasa takut salah. Sedangkan fleksibilitas adaptif adalah kemampuan untuk menyampaikan berbagai macam ide tentang apa saja tetapi masih memperhatikan kebenaran ide tersebut. Ciri-ciri ini dapat dilihat pada sikap anak didik dalam memberikan macam-macam penafsiran (interpretasi) terhadap suatu gambar, cerita atau masalah, menerapkan suatu konsep dengan cara yang berbeda-beda, memberi pertimbangan terhadap situasi, yang berbeda dari yang diberikan orang lain, dalam membahas atau mendiskusikan suatu situasi selalu mempunyai posisi yang berbeda atau bertentangan dari mayoritas kelompok. Jika diberikan suatu masalah biasanya memikirkan macam-macam cara yang berbeda-beda untuk menyelesaikannya, mampu mengubah arah berpikir secara spontan.

    3. Kemampuan berpikir orisinal (originality).

      Kemampuan berpikir orisinal Merupakan kemampuan untuk melahirkan ide-ide atau gagasan-gagasan dan mebuat kombinasi-kombinasi yang sifatnya baru dan unik, menggunakan cara yang tidak lazim dalam mengungkapkan diri, dan mampu mencari berbagai kemungkinan pemecahan masalah dengan cara-cara yang mungkin tidak terpikirkan oleh orang lain. Ciri-ciri ini dapat dilihat pada sikap anak didik dalam memikirkan masalah-masalah atau hal-hal yang tidak pernah terpikirkan oleh orang lain, mempertanyakan cara-cara yang lama dan berusaha memikirkan cara-cara yang baru, memiliki cara berpikir yang lain dari yang lain, setelah membaca atau mendengar gagasan-gagasan, bekerja untuk menemukan penyelesain yang baru, memberikan warna-warna yang tegas dan berbeda dengan keadaan aslinya dalam menggambar atau sering mempertanyakan mengapa sesuatu hal harus dilakukan dengan suatu cara dan bukan dengan cara lain.

    4. Kemampuan menilai (evaluation).

      Kemampuan menilai adalah Merupakan kemampuan untuk membuat penilaian sendiri dan menentukan apakah suatu pertanyaan benar, atau suatu tindakan itu bijaksana serta tidak hanya mencetuskan gagasan saja tetapi juga melaksanakannya. Ciri-ciri ini dapat dilihat pada sikap anak didik dalam memberi pertimbangan atas dasar sudut pandangnya sendiri, menentukan pendapat sendiri mengenai suatu hal, menganalisa masalah atau penyesalan secara kritis dengan selalu menanyakan ”Mengapa?”, mempunyai alasan rasional yang dapat dipertanggungjawabkan untuk mencapai suatu keputusan, merancang suatu rencana kerja dari gagasan-gagasan yang tercetus, pada waktu tertentu tidak menghasilkan gagasan-gagasan tetapi menjadi peneliti atau penilai yang kritis, menentukan pendapat dan bertahan terhadapnya.

    5. Kemampuan memperinci (elaboration).

      Kemampuan memperinci Merupakan kemampuan untuk memperkaya atau mengembangkan suatu ide, gagasan atau produk dan kemampuan untuk memperinci suatu obyek gagasan dan situasi sehingga tidak hanya menjadi lebih menarik. Cirri-ciri ini dapat dilihat pada sikap anak didik dalam mencari arti yang lebih mendalam terhadap jawaban atau pemecahan masalah dengan melakukan langkah-langkah yang terperinci, mengembangkan atau memperkaya gagasan orang lain, mencoba atau menguji detil-detil untuk melihat arah yang akan ditempuh, mempunyai rasa keindahan yang kuat sehingga tidak puas dengan penampilan yang kosong atau sederhana, menambahkan garis-garis, warna-warna dan detil-detil (bagian-bagian) terhadap gambarnya sendiri atau gambar orang lain.




    Ciri-ciri afektif dari kreativitas merupakan ciri-ciri yang berhubungan dengan sikap mental atau perasaan individu. Ciri-ciri afketif ini saling berhubungan dan saling mempengaruhi dengan ciri-ciri kognitif. Kreativitas yang berkaitan dengan sikap dan perasaan seseorang. Ada beberapa ciri-ciri afektif, yaitu:




    1. Rasa ingin tahu.
      Selalu terdorong untuk mengetahui lebih banyak, misalnya: selalu bertanya, memperhatikan banyak hal, peka dalam pengamatan dan ingin mengetahui atau meneliti. Ada beberapa perilaku peserta didik yang mencerminkan rasa ingin tahu, misalnya sering mempertanyakan segala sesuatu, senang menjajaki buku-buku, peta-peta, gambar-gambar, dan sebagainya untuk mencari gagasangagasan baru, menggunakan semua pancainderanya untuk mengenal, tidak takut menjajaki bidang-bidang baru, ingin mengamati perubahan-perubahan dari hal-hal atau kejadian-kejadian.

    2. Bersifat imajinatif/fantasi.
      Mampu memperagakan atau membayangkan hal-hal yang tidak atau belum pernah terjadi dan menggunakan daya khayal namun dapat membedakan mana khayalan dan mana yang kenyataan. Perilaku yang terlihat pada siswa biasanya berupa memikirkan atau membayangkan hal-hal yang belum pernah terjadi, memikirkan bagaimana jika melakukan sesuatu yang belum pernah dilakukan orang lain, meramalkan apa yang akan dikatakan atau dilakukan orang lain, mempunyai firasat tentang sesuatu yang belum terjadi, melihat hal-hal dalam suatu gambar yang tidak dilihat orang lain, membuat cerita tentang tempat-tempat yang belum pernah dikunjungi atau tentang kejadian-kejadian yang belum pernah dialami.

    3. Merasa tertantang oleh kemajemukan.
      Mempunyai dorongan untuk mengatasi masalah-masalah yang sulit, merasa tertantang oleh situasi-situasi yang rumit serta lebih tertarik pada tugas-tugas yang sulit. Perilaku anak didik yang mencerminkan sikap tertantang oleh kemajemukan, adalah menggunakan gagasan atau masalah-masalah yang rumit, melibatkan diri dalam tugas-tugas yang majemuk, tertantang oleh situasi yang tidak dapat diramalkan keadaannya, mencari penyelesaian tanpa bantuan orang lain, tidak cenderung mencari jalan tergampang, berusaha terus-menerus agar berhasil, mencari jawaban-jawaban yang lebih sulit atau rumit daripada menerima yang mudah, dan senang menjajaki jalan yang lebih rumit.

    4. Sifat berani mengambil risiko (tidak takut membuat kesalahan).
      Berani mempunyai pendapat meskipun belum tentu benar, tidak takut gagal atau mendapat kritik dari orang lain. Perilaku anak didik yang memiliki sifat berani dalam mengambil risiko adalah berani mempertahankan gagasan-gagasan atau pendapatnya walaupun mendapatkan tantangan atau kritik, bersedia mengakui kesalahan-kesalahannya, berani menerima tugas yang sulit meskipun ada kemungkinan gagal, berani mengajukan pertanyaan atau mengemukakan masalah yang tidak dikemukakan orang lain, tidak mudah dipengaruhi orang lain, melakukan hal-hal yang diyakini, meskipun tidak disetujui sebagian orang, berani mencoba hal-hal baru, berani mengakui kegagalan dan berusaha lagi.

    5. Sifat menghargai.
      Kemampuan untuk dapat menghargai bimbingan dan pengarahan dalam hidup, menghargai kemampuan dan bakat-bakat sendiri yang sedang berkembang. Perilaku anak didik yang memiliki sifat menghargai adalah menghargai hak-hak sendiri dan orang lain, menghargai diri sendiri dan prestasi sendiri, menghargai makna orang lain, menghargai keluarga, sekolah lembaga pendidikan lainnya serta teman-teman, menghargai kebebasan tetapi tahu bahwa kebebasan menuntut tanggung jawab, tahu apa yang betul-betul penting dalam hidup, menghargai kesempatan-kesempatan yang diberikan, senang dengan penghargaan terhadap dirinya







    6 faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap




    siswa



    Proses belajar sosial terbentuk dari interaksi sosial. Dalam interaksi sosial, individu membentuk pola sikap tertentu terhadap berbagai objek psikologis yang dihadapinya. Diantara berbagai faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap adalah:




    1. Orang lain yang dianggap penting. Pada umumnya, individu bersikap konformis atau searah dengan sikap orang orang yang dianggapnya penting. Kecenderungan ini antara lain dimotivasi oleh keinginan untuk berafiliasi dan keinginan untuk menghindari konflik dengan orang yang dianggap penting tersebut.

    2. Pengalaman pribadi. Untuk dapat menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman pribadi harus meninggalkan kesan yang kuat. Karena itu, sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut melibatkan faktor emosional. Dalam situasi yang melibatkan emosi, penghayatan akan pengalaman akan lebih mendalam dan lebih lama berbekas.

    3. Faktor emosi dalam diri. Tidak semua bentuk sikap ditentukan oleh situasi lingkungan dan pengalaman pribadi seseorang. Kadang-kadang, suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari oleh emosi yang berfungsi sebagai semacam penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego. Sikap demikian bersifat sementara dan segera berlalu begitu frustasi telah hilang akan tetapi dapat pula merupakan sikap yang lebih persisten dan lebih tahan lama. contohnya bentuk sikap yang didasari oleh faktor emosional adalah prasangka.

    4. Institusi Pendidikan dan Agama. Sebagai suatu sistem, institusi pendidikan dan agama mempunyai pengaruh kuat dalam pembentukan sikap dikarenakan keduanya meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dalam diri individu. Pemahaman akan baik dan buruk, garis pemisah antara sesuatu yang boleh dan tidak boleh dilakukan, diperoleh dari pendidikan dan dari pusat keagamaan serta ajaran-ajarannya

    5. Media massa. Sebagai sarana komunikasi, berbagai media massa seperti televisi, radio, mempunyai pengaruh besar dalam pembentukan opini dan kepercayaan orang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap terhadap hal tersebut. Pesan-pesan sugestif yang dibawa informasi tersebut, apabila cukup kuat, akan memberi dasar afektif dalam mempersepsikan dan menilai sesuatu hal sehingga terbentuklah arah sikap tertentu.

    6. Kebudayaan. B.F. Skinner (dalam, Azwar 2005) menekankan pengaruh lingkungan (termasuk kebudayaan) dalam membentuk kepribadian seseorang. Kepribadian tidak lain daripada pola perilaku yang konsisten yang menggambarkan sejarah reinforcement (penguatan, ganjaran) yang dimiliki. Pola reinforcement dari masyarakat untuk sikap dan perilaku tersebut, bukan untuk sikap dan perilaku yang lain.


    pengertian sikap menurut para ahli


    pengertian sikap



    Sebelum kita menyimpulkan pengertian sikap , mari kita lihat dulu pengertian/difinisi sikap menurut para ahli




    1. Pengertian sikap menurut Louis Thurstone, Rensis Likert, Charles Osgood sikap adalah bentuk evaluasi atau reaksi perasaan (mendukung atau favorable/memihak)

    2. pengertian sikap menurut Thurstone sikap sebagai derajat afek positif atau negatif terhadap suatu objek psikologis

    3. pengertian sikap menurut Fishbein & Ajzen, Oskamp, Petty & Cacioppo sikap adalah afek/penilaian positif atau negatif terhadap suatu objek

    4. pengertian sikap menurut LaPierre dalam Allen, Guy, Edgley sikap sebagai suatu pola perilaku, tendesi atau kesiapan antisipatif, predisposisi untuk menyesuaikandiri dalam situasi sosial atau secara sederhana, sikap adalah respons terhadap stimuli sosial yang telah terkondisikan

    5. pengertian sikap menurut Secord & Backman, sikap adalah keteraturan tertentu dalam hal perasaan, pemikiran, dan predisposisi tindakan (konasi) seseorang terhadap suatu aspek di lingkungan sekitarnya

    6. pengertian sikap menurut Breckler, Katz & Stotland, Rajecki sikap sebagai kombinasi reaksi afektif, perilaku dan kognitif

    7. pengertian sikap menurut Sarnoff (dalam Sarwono, 2000) mengidentifikasikan sikap sebagai kesediaan untuk bereaksi (disposition to react) secara positif  (favorably) atau secara negatif (unfavorably) terhadap obyek – obyek tertentu. 

    8. pengertian sikap menurut D.Krech dan R.S Crutchfield (dalam Sears, 1999) berpendapat bahwa sikap sebagai organisasi yang bersifat menetap dari proses motivasional, emosional, perseptual, dan kognitif mengenai aspek dunia individu.

    9. definisi sikap menurut [La Pierre (dalam Azwar, 2003) sikap sebagai suatu pola perilaku, tendensi atau kesiapan antisipatif, predisposisi untuk menyesuaikan diri dalam situasi sosial, atau secara sederhana, sikap adalah respon terhadap stimuli sosial yang telah terkondisikan.

    10. definisi sikap menurut Soetarno (1994) adalah pandangan atau perasaan yang disertai kecenderungan untuk bertindak terhadap obyek tertentu. Sikap senantiasa diarahkan kepada sesuatu artinya tidak ada sikap tanpa obyek. Sikap diarahkan kepada benda-benda, orang, peritiwa, pandangan, lembaga, norma dan lain-lain.




    Dari beberapa pendapat pengertian/difinisi sikap yang dikemukakan oleh para ahli bisa kita simpulkan bahwa pengertian  sikap adalah keadaan diri dalam manusia yang menggerakkan untuk bertindak atau berbuat dalam kegiatan sosial dengan perasaan tertentu di dalam menanggapi obyek situasi atau kondisi di lingkungan sekitarnya. Selain itu sikap juga memberikan kesiapan untuk merespon yang sifatnya positif atau negatif terhadap obyek atau situasi.

    Kumpulan Judul Skripsi Matematika




    1. PENGARUH PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL RECIPROCAL TEACHING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIKA SISWA SMP.

    2. UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS MATEMATIK SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN AUDITORY INTELLECTUALY REPETITION (AIR) (PENELITIAN TINDAKAN KELAS)

    3. PENERAPAN METODE IMPROVE DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA KOMPUTER UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK SISW SMP (PENELITIAN TINDAKAN KELAS)

    4. PENGARUH TASK COMMITMENT TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMA KELAS X

    5. PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERSTRUKTUR DALAM UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS MATEMATIK SISWA SMP

    6. ALJABAR OPERATOR PADA MEKANIKA KUANTUM DAN APLIKASINYA PADA PARTIKEL DALAM KISI SATU DIMENSI (MATEMATIKA)

    7. PENERAPAN TEORI BELAJAR GAGNE DENGAN STRATEGI MOTIVASI ATTETION, RELEVANCE, CONFIDENCE, SATISFACTION (ARCS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII

    8. UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PADA MATERI PROGRAM LINEAR DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL COOPERATIVE TIPE THINK PAIR SQUARE DI SMK MUDA PATRIAKALASAN UNTUK SISWA KELAS X-C

    9. EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN INTERAKTIF SETTING KOOPERATIF (PISK) PADA LIMIT FUNGSI ALJABAR DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS XI TYPE REST OF THE POST HERE

    10. PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN SELF SISTEM KELAS VIIIA SMP 6 SINJAI SELATAN KAB. SINJAI

    11. PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENERAPAN BELAJAR BERMAKNA PADA SISWA KELAS VII MTSN MA’RANG KAB. PANGKEP (NURWAHIDA HAMID)

    12. PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENERAPAN CONGRUENCE EVALUATION MODEL PADA SISWA KELAS VIII MTS. MIFTAHUL ULUM GUPPI DATARA TOMPOBULU KAB. GOWA

    13. PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENERAPAN LASSWEL COMUNICATION MODEL PADA SISWA KELAS VIII SMPN NEGERI 6 SINJAI SELATAN

    14. PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENERAPAN METODE JURY-TRIAL TECHNIQUE (METODE PENGADILAN) PADA SISWA KELAS VIII-A SMPN 3 SINJAI UTARA

    15. PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BRAINSTORMING PADA SISWA KELASS VII SMPN 2 SUNGGUMINASA GOWA

    16. PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN VARIATIF PADA SISWA KELAS X8 SMAN IID MAKASSAR

    17. PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENERAPAN MODEL EXAMPLES NON EXMPLES POKOK BHSAN LINGKARAN PADA SISWA KELAS VIII MTS. GUPPI MAJENE

    18. PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENERAPAN MODEL MERRIL PADA SISWA KELAS VIIA MTS. AISIYAH MAKASSAR

    19. PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBING-PROMPTING PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 13 MAKASSAR

    20. PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN IDENTITAS KORPORAT PADA SISWA KELAS VIIIC SMPN 4 BARAKA

    21. PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARANKOOPERATIF TIPE DELECTION MAKING PADA SISWA KELAS VIII 

    22. PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CALLING CARD (KARTU PENGENALAN) PADA SISWA KELAS VIII SMPN 3 MANADO

    23. PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PENGEMBANGAN BERLACH & ELY PADA SISWA KELAS SMP NEGERI 1 TABUKAN SELATAN

    24. PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENERAPAN MODEL RATHWEL DAN KALANAS ADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 MANGANITU SELATAN

    25. PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENERAPAN MODEL REIGELUTH PADA SISWA KELAS VIIIB SMP MUH. 12 MAKASSAR

    26. PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENERAPAN STRATEGI ENTRY BEHAVIOR PADA SISWA KELAS VIIIB MTS. AISYIYAH SUNGGUMINASA GOWA

    27. PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENERAPAN STRATEGI LEARNING DREADLINES PADA SISWA KELAS VIII SMPN 3 BULUKUMBA

    28. PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN PREDICTION GUIDE PADA SISWA KELAS VIIB SMPN ! SALAMEKKO KAB. BONE

    29. PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN SEPAKOBOLA VERBAL PADA SISWA  KELAS VII-A SLTPN 2 TINAMBUNG KAB. POLMAN

    30. PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENGGUNAAN TEKNIK RABDOLOGIA NAPHIER’S BONE PADA POKOK BAHASAN OPERASI PERKALIAN SISWA KELAS IV SD GMIST SESAWI KALUWATU

    31. PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PERENCANAAN PEMBELAJARAN MODEL VAND GELDER PADA SISWA KELAS VII2 SMPN 1 SIAU TIMUR

    32. PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI STRATEGI MASY- BELAJAR (LEARNING COMMUNITY) PADA SISWA KELAS VIII SMPN 1 TONDANO

    33. PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN PENINGKATAN KEMAMPUAN BERFIKIR (SPPKB) POKOK BAHASAN BILANGAN BULAT SISWA KELAS VII SMPN 1 MANADO)

    34. PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI PADA SISWA KELAS XII SMP NEGERI 1 TABUKAN TENGAH

    35. PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN KONTINUM NILAI PADA SISWA KELAS VIIIA SMPN 1 TAHUNA

    36. PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN STUDENT RECAP PADA SISWA KELAS VIIID SMPN TABUKAN UTARA

    37. PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN PECAHAN POTONGAN PADA SUB POKOK BAHASAN OPERASI PADA PECAHAN BIASA PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 TAMAKO

    38. DESKRIPSI DAYA SERAP SISWA DALAM MATA PELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN TRIGONOMETRI PADA SISWA KELAS XI MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 TAHUNA

    39. EFEKTIVITAS PENERAPAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS XII IPA SMA NEGERI 1 TAMAKO

    40. KOMPARASI HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA YANG DIAJAR DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI BENDA KONKRET DAN GAMBAR DALAM MATERI BANGUN RUANG PADA SISWA KELAS V SDN IMPRES 1 LAINE 

    41. KESULITAN MENYELESAIKAN SOAL-SOAL MATEMATIKA POKOK BAHASAN DIAGRAM ALIR SISWA KELAS IX SMP NEGERI BONTOLEMPENGAN KAB. GOWA 

    42. PENGARUH MOTIVASI DAN MINAT BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 TABUKAN UTARA

    43. PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN TERBALIK POKOK BAHASAN TEOREMA PHYTAGORAS PADA SISWA MTS. MUHAMMADIYAH MALINO KAB. GOWA

    44. EFEKTIVITAS PENERAPAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DALAM MENINGKATKAN HASIL PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS XII SMA NEGERI 1 TAMAKO

    45. PENGARUH PENGGUNAAN ALAT PERAGA TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS I SMP TAMALATEA MAKASSAR 

    46. PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE MENGAJAR KINESKETIK POKOK BAHASAN LINGKARAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 TAMAKO


    pengertian angket

    dibawah ini adalah pengertian angket menurut para ahli


    Angket adalah suatu alat pengumpul data yang berupa serangkaian pertanyaan yang diajukan pada responden untuk mendapat jawaban (Depdikbud:1975)




    1. Angket adalah suatu daftar atau kumpulan pertanyaan tertulis yang harus dijawab secara tertulis juga ( WS. Winkel, 1987)

    2. Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan mengadakan komunikasi dengan sumber data ( I. Djumhur, 1985 )

    3. Kuesioner atau angket merupakan teknik pengumpulan data yang tidak memerlukan kedatangan langsung dari sumber data ( Dewa Ktut Sukardi, 1983 ).

    4. Kuesioner adalah suatu daftar yang berisi pertanyaan yang harus dijawab atau dikerjakan oleh orang/anak yang ingin diselidiki atau responden (Bimo Walgito, 1987).




    Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan pengertian angket adalah suatu alat pengumpul data yang berupa serangkaian pertanyaan tertulis yang diajukan kepada subyek untuk mendapatkan jawaban secara tertulis juga

    Pengambilan data dapat dilakukan secara :




    • Pertanyaan langsung

    • Pertanyaan tidak langsung




    Perbedaan mendasar antara Pertanyaan Langsung dan Pertanyaan Tidak Langsung ialah terletak pada tingkat kejelasan suatu pertanyaan dalam mengungkap informasi khusus dari responden. Pertanyaan Langsung menanyakan informasi khusus secara langsung dengan tanpa basa-basi (direct), dimana jawaban diperoleh dari sumber pertama tanpa menggunakan perantara. Pertanyaan Tidak Langsung menanyakan informasi khusus secara tidak langsung (indirect), dimana Jawaban angket itu diperoleh dengan melalui perantara, sehingga jawabannya tidak dari sumber pertama.

    Contoh :




    • Pertanyaan Langsung: Apakah Saudara mengenal tersangka penipuan?

    • Pertanyaan Tidak Langsung: Bagaimana pendapat saudara terhadap pembunuhan yang dilakukan oleh uwo?






    • Pertanyaan Khusus adalah Pertanyaan yang menanyakan hal-hal yang khusus yang dibutuhkan oleh penulis

    • Pertanyaan Umum adalah Pertanyaan yang biasanya menanyakan informasi mengenai identitas dari koresponden. Lebih baik pertanyaan dimulai dari umum ke khusus.




    Contoh pertanyaan :




    • Pertanyaan Khusus: Apakah saudara mengenal sistem Kanban?

    • Pertanyaan Umum: Berapa umur anda?










    • Pertanyaan Tentang Fakta adalah Pertanyaan tentang fakta yang menghendaki jawaban dari responden berupa fakta

    • Pertanyaan Tentang Opini adalah Pertanyaan tentang opini menghendaki jawaban yang bersifat opini. Pada praktiknya dikarenakan responden mungkin mempunyai memori yang tidak kuat ataupun dengan sadar yang bersangkutan ingin menciptakan kesan yang khusus; maka Pertanyaan tentang fakta belum tentu sepenuhnya menghasilkan jawaban yang bersifat faktual. Demikian halnya dengan pertanyaan yang menanyakan opini belum tentu sepenuhnya menghasilkan jawaban yang mengekspresikan opini yang jujur. Hal ini terjadi karena responden mendistorsi opininya didasarkan pada adanya “tekanan sosial” untuk menyesuaikan diri dengan keinginan social dan lingkungannya






    Contoh:




    • Pertanyaan Tentang Fakta: Majalah apa yang anda sukai?

    • Pertanyaan Tentang Opini: Mengapa saudara menyukai majalah Aneka?










    • Pertanyaan dalam bentuk kalimat tanya adalah Pertanyaan dalam bentuk kalimat tanya memberikan pertanyaan langsung kepada responden dimana jawaban yang diperoleh dapat beraneka ragam

    • Pertanyaan dalam bentuk kalimat pernyataan adalah pertanyaan dalam bentuk kalimat pernyataan menyediakan jawaban persetujuannya.






    Contoh:




    • Pertanyaan dalam bentuk kalimat tanya: Apakah saudara setuju dengan pemilihan rector secara langsung?

    • Pertanyaan dalam bentuk kalimat pernyataan: Pemilihan rector secara langsung akan dilaksanakan.


    uji validitas dan reliabilitas instrumen penelitian dengan spss


    Uji Validitas Item adalah uji
    statistik yang digunakan guna menentukan seberapa valid suatu item
    pertanyaan mengukur variabel yang diteliti. Uji Reliabilitas item adalah
    uji statistik yang digunakan guna menentukan reliabilitas serangkaian
    item pertanyaan dalam kehandalannya mengukur suatu variabel.








    1. Uji Validitas











    Uji Validitas Item atau butir dapat
    dilakukan dengan menggunakan software SPSS.[1] Untuk proses ini, akan
    digunakan Uji Korelasi Pearson Product Moment. Dalam uji ini, setiap
    item akan diuji relasinya dengan skor total variabel yang dimaksud.
    Dalam hal ini masing-masing item yang ada di dalam variabel X dan Y akan
    diuji relasinya dengan skor total variabel tersebut.






    Agar penelitian ini lebih teliti,
    sebuah item sebaiknya memiliki korelasi (r) dengan skor total
    masing-masing variabel ≥ 0,25.[2] Item yang punya r hitung < 0,25
    akan disingkirkan akibat mereka tidak melakukan pengukuran secara sama
    dengan yang dimaksud oleh skor total skala dan lebih jauh lagi, tidak
    memiliki kontribusi dengan pengukuran seseorang jika bukan malah
    mengacaukan.





    Cara melakukan Uji Validitas dengan SPSS:






    1. Buat skor total masing-masing variable.

    2. Klik Analyze > Correlate > Bivariate

    3. Masukkan seluruh item variable x ke Variables

    4. Masukkan total skor variable x ke Variables

    5. Ceklis Pearson ; Two Tailed ; Flag

    6. Klik OK

    7. Lihat kolom terakhir. Nilai >= 0,25.

    8. Lakukan hal serupa untuk Variabel Y.








    2. Uji Reliabilitas





    Uji Reliabilitas dilakukan dengan uji Alpha Cronbach. Rumus Alpha Cronbach sebagai berikut:









    Note:









    Jika nilai alpha > 0,7 artinya
    reliabilitas mencukupi (sufficient reliability) sementara jika alpha
    > 0,80 ini mensugestikan seluruh item reliabel dan seluruh tes secara
    konsisten secara internal karena memiliki reliabilitas yang kuat.[3]
    Atau, ada pula yang memaknakannya sebagai berikut:






    • Jika alpha > 0,90 maka reliabilitas sempurna

    • Jika alpha antara 0,70 – 0,90 maka reliabilitas tinggi

    • Jika alpha antara 0,50 – 0,70 maka reliabilitas moderat

    • Jika alpha < 0,50 maka reliabilitas rendah[4]













    Jika alpha rendah, kemungkinan satu
    atau beberapa item tidak reliabel: Segera identifikasi dengan prosedur
    analisis per item. Item Analysis adalah kelanjutan dari tes Aplha
    sebelumnya guna melihat item-item tertentu yang tidak reliabel. Lewat
    ItemAnalysis ini maka satu atau beberapa item yang tidak reliabel dapat
    dibuang sehingga Alpha dapat lebih tinggi lagi nilainya.








    Reliabilitas item diuji dengan
    melihat Koefisien Alpha dengan melakukan Reliability Analysis dengan
    SPSS ver. 16.0 for Windows. Akan dilihat nilai Alpha-Cronbach untuk
    reliabilitas keseluruhan item dalam satu variabel. Agar lebih teliti,
    dengan menggunakan SPSS, juga akan dilihat kolom Corrected Item Total
    Correlation.





    Nilai tiap-tiap item sebaiknya ≥
    0.40 sehingga membuktikan bahwa item tersebut dapat dikatakan punya
    reliabilitas Konsistensi Internal.[5] Item-item yang punya koefisien
    korelasi < 0.40 akan dibuang kemudian Uji Reliabilitas item diulang
    dengan tidak menyertakan item yang tidak reliabel tersebut. Demikian
    terus dilakukan hingga Koefisien Reliabilitas masing-masing item adalah ≥
    0.40.





    Cara Uji Reliabilitas dengan SPSS:






    1. Klik Analyze > Scale > Reliability Analysis

    2. Masukkan seluruh item Variabel X ke Items

    3. Pastikan pada Model terpilih Alpha

    4. Klik OK







    Jika nilai alpha > 0,7 artinya
    reliabilitas mencukupi (sufficient reliability) sementara jika alpha
    > 0,80 ini mensugestikan seluruh item reliabel dan seluruh tes secara
    konsisten secara internal karena memiliki reliabilitas yang kuat.[6]
    Atau, ada pula yang memaknakannya sebagai berikut:






    • Jika alpha > 0,90 maka reliabilitas sempurna

    • Jika alpha antara 0,70 – 0,90 maka reliabilitas tinggi

    • Jika alpha antara 0,50 – 0,70 maka reliabilitas moderat

    • Jika alpha < 0,50 maka reliabilitas rendah[7]







    ----------------------------





    Referensi


    [1] David D. Vaus, Analyzing Social
    Science Data: 50 Key Problems in Data Analysis, (Thousand Oaks: Sage
    Publications, 2002) p.31-9.


    [2] Marguerite G. Lodico, Dean T.
    Spaulding, Katherine H. Voegtle, Methods in Educational Research: From
    Theory to Practice (San Fransisco: John Wiley & Sons, Inc., 2006)
    p.211.


    [3] Sebastian Rainsch, Dynamic
    Strategic Analysis: Demystifying Simple Success Strategies (Wiesbaden:
    Deutscher Universitasts-Verlag, 2004) p.167.


    [4] Perry Roy Hilton and Charlotte Brownlow, SPSS Explained, (East Sussex : Routledge, 2004) p.364.


    [5] John W. Lounsbury, Lucy
    W.Gibson, Richard A. Saudargas, “Scale Development” dalam Frederick T.L.
    Leong and James T. Austin, The Psychology Research Handbook: A Guide
    for Graduate Students and Research Assistants (Thousand Oaks: Sage
    Publications, Inc., 2006) p.144.


    [6] Sebastian Rainsch, Dynamic ..., loc.cit.


    [7] Perry Roy Hilton and Charlotte Brownlow, SPSS ...., op.cit. p. 364.